The Tumbler
Part 1
Di dunia yang sekitar 200 tahun merasakan musim dingin tanpa henti ,semua manuisa perlahan mulai kehilangan suhu panas, semakin lama panas semakin menghilang, dan bila tersebut terjadi maka semua umat insan akan punah.
Mengisahkan mengenai pemuda yang semenjak kecil hendak merubah suasana di wilayahnya tersebut. Namanya Tuma Blera, ketika ini umurnya memasuki 20 tahun dia bekerja di toko barang antik kepunyaan kakek tua di sekitar rumahnya. Suatu hari ketika di sedang membereskan toko itu tak sengaja ia mengejar sebuah kitab kuno yang berjudul “Mencari Panas” , kitab yang sampulnya tercipta dari kulit fauna dan kertasnya tercipta dari serat kayu, walaupun kitab tersebut telah tua tetapi kitab tersebut masih tetap terjaga. Saat Tuma memegang kitab tersebut ia paling terkejut sebab ia menikmati sesuatu yang belum pernah ia rasakan, yakni rasa panas walaupun melulu sekejap.
Jam 10 malam toko yang di urus Tuma telah tutup, ia kembali dengan membawa kitab yang ia temukan tadi guna dibaca isinya sebab ia penasaran. Sesampainya di lokasi tinggal ia mulai membuka lembaran kesatu kitab tersebut, ia menyaksikan gambar suatu desa yang makmur, tumbuhan tumbuh subur, fauna – fauna ternak tumbuh dengan sehat dan di awang ada bola api yang menyala. Tuma bertaya - tanya benda apakah itu, kemudia ia membuka halaman selanjutnya, ia menyaksikan gambar fauna seperti ular yang mempunyai sayap dan empat kaki dan wajah yang menyeramkan dengan gigi yang bertaring, ada dua fauna tersebut dan saling melilit, mereka mempunyai warna merah dan biru dengan tubuh bersisik laksana ikan. Tuma mulai membalik ke halaman selanjutnya, di sana ada gambar seorang pria yang membunuh di antara ular tersebut, lebih tepatnya ular yang berwarna merah. Di halaman selanjutnya tampak gambar desa yang semakin lama api yang berada di awang mulai hilang, di halaman selanjutnya tampak seorang pemuda membawa sebuat benda berbentuk laksana botol pergi ke arah timut dan memanjat kepuncak gunung tersebut lantas meletakkan benda yang dibawanya di atas suatu batu yang mempunyai gambar yang sama dengan api yang ada di awang di halaman sebelumnya. Buku itu telah menjangkau akhir halaman namun Tuma tidak memahami apa makana kitab tersebut, lantas ia menyimpulkan untuk bertanya untuk pemilik toko tentang kitab tersebut.
Keesokan harinya Tama berangkat ke toko kepunyaan kakek tua, dan ia mendatangi kakek tua di belakang rumahnya yang pun dijadikan sebagai toko. Tama menanyakan tentang kitab tersebut dan menuliskan akan urusan yang di alaminya ketika menemukan kitab tersebut. Awalnya sang kakek tak mau mengatakan tentang kitab tersebut, namun Tuma yang terus - terusan mendesak kesudahannya sang kakek inginkan bercerita. Di mulai dari desa yang makmur dengan api yang menyemprot di langit, kakek menuliskan bahwa itu ialah keadaan dunia di 200 tahun dulu ,dunia yang paling nyaman, dan benda di atas langit tersebut di sebut matahari, mata dari dunia ini yang menyerahkan sinar yang menyala dan sebuah rasa panas yang bisa menyehatkan tubuh manusia. Kemudian mengenai dua ular yang mempunyai sayap dinamakan naga, naga api dan naga air mereka ialah hewan yang menjaga ekuilibrium panas dan dingin di dunia ini. Di halaman selanjutnya gambar seorang lelaki yang membunuh naga tersebut menyebabkan ekuilibrium dunia hancur, ketika naga api mati naga air menjadi semakin dingin dan menjadi naga beku dan duniapun ikut membeku, itu ialah sebab hilangnya matahari. Halaman terakhir seorang pria menempatkan botol di atas gunung, botol tersebut mengandung roh dari naga api. Kemudian Tama bertanya mengapa si kakek dapat mengetahui kisah tersebut, kakek tersebut mengatakan bahwa laki – laki yang membunuh naga tersebut dulu ialah ayahnya sebab ayahnya pikir dengan membunuh di antara naga itu maka ia bakal mendapatkan kekuatannya, sebab naga tersebut telah tua kesudahannya dia dapat dikalahkan akan namun kekuatan sang naga terlampau besar sampai-sampai tubuh ayah dari kakek tak dapat menerima seluruh kekuatan naga tersebut, dan ayah si kakek menyegel kekuatan itu kedalam botol dan meletakkannya di dalam kuil di atas gunung lokasi naga api mati, kuil tersebut terletak di atas gunung yang sedang di timur, ciri ciri gunungnya mempunyai dua ujung dan kuilnya terletak di tengah – tengah gunung tersebut. Tuma bertanya untuk si kakek , apakah kisah itu benar adanya. Kakek tua membenarkan kisah tersebut sebab di dulu pernah mengupayakan mencarinya dan dia mengejar kuil dan botol itu tersebut akan namun ia tidak berhasil mengambilnya sebab tempat tersebut terhalang sesuatu yang ia tak dapat melewatinya. Tuma menanyakan apakah ada teknik untuk melalui penghalang tersebut, kakek membalas bahwa ayahnya dulu memiliki keterampilan mengendalikan panas, melulu ada sejumlah orang di dunia yang memiliki keterampilan tersebut, teknik mengetahuinya dengan memegang benda yang telah diwariskan oleh leluhur, saat anda memegangnya bakal mearasakan panas dari benda tersebut, kamu dapat menemukan benda itu di dalam toko sebab ayah kakek dulu pernah memilikinya. Tuma bertanya benda apakah itu, kakek membalas bahwa kitab yang ia tunjukkan ialah salah satunya. Setelah tersebut Tama dan kakaek sedikit mengobrol – bincang mengenai masa muda si kakek, dilanjutkan dengan Tuma yang bekerja di toko antik kakek tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar